SELAMAT DATANG DI BLOG MR.GEN.SU

AKTIFITAS



PROPOSAL

1.   JUDUL PTK
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI  BELAJAR TIK PADA SISWA KELAS VIII-E SMP NEGERI 1 PAKEL TULUNGAGUNG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011-2012

2.   BIDANG ILMU
Strategi Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran di kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung terungkap bahwa pada pembelajaran TIK sudah menerapkan KTSP, namun guru masih sulit untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan. Guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengamatan langsung, diskusi kelompok, mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah, menggunakan metode tanya-jawab dan praktik langsung di laboratorium komputer yang ada di sekolah. Pada materi teori TIK, siswa kurang antusias, siswa ingin langsung melakukan praktik tanpa harus mempelajari teorinya.
Hasilnya Guru menyatakan masih banyak  siswa yang kurang berkonsentrasi untuk mengikuti kegiatan praktikum di laboratorium.  Hasil observasi dikelas VIII-E terungkap bahwa peserta didik kurang bergairah, kurang aktif, kurang merespon, kurang bersemangat, bila diberi pertanyaan asal menjawab saja serta  kualitas interaksi peserta di kelas masih relatif kurang optimal. Distribusi kemampuan pada siswa kurang merata, yaitu siswa kelompok atas cenderung mendominasi proses pembelajaran. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa di SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung, khususnya untuk mata pelajaran TIK bagi siswa kelas   VIII-E. Dampak buruknya adalah penguasaan konsep dan ketuntasan belajar siswa   masih pada kisaran 50%. Kondisi yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar. Jika kondisi yang seperti ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, maka guru merupakan satu-satunya sumber informasi di kelas, masyarakat belajar tidak terbentuk sehingga motivasi belajar dan prestasi belajar TIK siswa rendah dan pembelajaran TIK menjadi membosankan. Hal ini ditunjukkan oleh keadaan bahwa siswa cenderung membentuk kelompok berdasarkan tingkat kemampuan yang sama, sehingga ada siswa kelompok atas, sedang dan bawah dikelas. Selama pembelajaran berlangsung siswa yang tergolong kelompok bawah sering bermain-main sendiri sehingga tidak terlihat aktif dalam pembelajaran
Nur (2005) mengatakan bahwa  pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep  yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan membantu teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan tingkah laku kooperatif antar siswa sekaligus membantu siswa dalam pelajaran akademisnya. Ada banyak variasi pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif.  Setiap pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Think Pair Share adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang inovatif dan dapat membantu meningkatkan proses dan prestasi belajar siswa. Thinks pair share (TPS) bertujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Model think pair share memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir dan merespon serta saling membantu antara siswa  dengan siswa yang lain. Setelah melalui proses belajar, diharapkan siswa memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh interaksi antara para siswa, juga siswa dengan guru (Chotimah, 2007)
Pada hakikatnya belajar adalah wujud aktivitas pada saat terjadinya pembelajaran di kelas. Aktivitas yang dimaksud  adalah aktivitas fisik dan mental siswa. Piaget (dalam Nasution, 2000) berpendapat bahwa, seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat,  anak tak berfikir. Agar anak berpikir, ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Pembelajaran yang mengem-bangkan diskusi dan kerja kelompok memberikan aktivitas lebih banyak pada siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosmaini (2004) menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang berorientasi pada kooperatif model think pair share efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar TIK siswa SMP. Selain itu juga pembelajaran kooperatif model think pair share juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar TIK siswa SMP (Pramana, 2008).
Berdasarkan uraian di atas,  masalah pembelajaran TIK dikelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung adalah motivasi belajar dan prestasi belajar yang rendah. Permasalahan tersebut diatasi dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran kooperatif model  think pair share dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa  kelas VIII-E di SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung tahun Pelajaran 2011-2012.  Harapannya pembelajaran TIK menjadi menyenangkan, siswa menjadi lebih aktif, lebih berkonsentrasi dan akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dalam  penelitian ini adalah:
1.  Bagaimanakah peningkatan motivasi   belajar TIK  siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung Tahun Pelajaran 2011-2012 melalui pembelaja-ran kooperatif model TPS?
2.  Bagaimanakah peningkatan prestasi  belajar TIK  siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung Tahun Pelajaran 2011-2012 melalui pembelaja-ran kooperatif model TPS?

C.  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan  motivasi belajar TIK pada siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung melalui pembelajaran kooperatif  model think-pair-share
2.      Meningkatkan prestasi belajar TIK siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung  melalui  pembelajaran kooperatif  model think-pair-share

D.  Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a.       Mengubah sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran
b.      Melatih siswa agar mampu menyelesaikan permasalahan yang tersedia dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Membantu untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar TIK melalui strategi pembelajaran kooperatif model think pair share.
2. Bagi Guru
a.       Dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan  motivasi dan kinerja khususnya dalam hal layanan pendidikan/pembelajaran,
b.      Sebagai suatu masukan positif bagi guru dalam upaya pemecahan masalah pembelajaran secara kreatif dan inovatif
c.       Sebagai informasi bagi guru-guru, khususnya guru TIK di SMP mengenai pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model think pair share

E.  Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
      Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung
2.      Pendekatan yang dilakukan pada proses pembelajaran adalah pendekatan kontekstual dengan metode pembelajaran kooperatif model think pair share.
3.      Variabel dalam penelitian ini mencakup variabel bebas dan variabel terikat.
a.       Variabel bebasnya adalah pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dengan indikator mengerjakan LKPD secara mandiri (tahap Think), mengerjakan LKPD secara berpasangan (tahap Pair),  mempresentasikan hasil LKPD (tahap Share), aktif bertanya, menjawab, menyanggah saat diskusi kelas, menyimpulkan hasil diskusi kelas.
b.      Variabel terikatnya adalah motivasi dengan indikator, peran dalam kelompok,  perhatian, kerjasama, kelengkapan tugas dan prestasi belajar siswa dengan indikator penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian proses meliputi kemampuan berdiskusi kelompok, kemampuan mempresentasikan secara lisan, kemampuan berdiskusi kelas. Penilaian produk meliputi hasil prestasi tahap think, pair, dan test akhir pelajaran.
4.      Materi yang dibahas adalah Standar Kompetensi (SK) 2. Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menyajikan informasi pada Kompetensi Dasar (KD) 2.1. Mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka dan (KD) 2.2. Menjelaskan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka.

F. Definisi Operasional
      Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dibuat definisi beberapa istilah sebagai berikut:
1.      Motivasi adalah dorongan kuat yang dirasakan siswa dalam melaksanakan tugas belajar tanpa keterpaksaan karena merasa ketertarikan, tantangan dan karena suka terhadap pelajaran TIK, hal ini tercermin pada indikator motivasi yaitu peran dalam kelompok,  perhatian, bekerjasama serta kelengkapan tugas.
2.      Prestasi belajar peserta berupa proses dan produk pembelajaran. Proses pembelajaran siswa berupa skor diskusi kelompok, presentasi lisan, dan diskusi kelas . Produk pembelajaran berupa skor lembar jawaban think, lembar jawaban pair, post test setiap akhir pertemuan . 
3.      Model pembelajaran think pair share adalah pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tiga tahap meliputi: tahap think yaitu siswa bekerja secara mandiri, tahap pair siswa bekerjasama dengan pasangannya dan tahap share siswa mempresentasikan hasil diskusinya
4.      Respon siswa dalam penelitian adalah tanggapan siswa secara tertulis terhadap penerapan pembelajaran kooperatif  model think pair share.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Teori Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif, yang artinya sebagai diri dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu (Sardiman, 1989). Gerungan (1996) menyatakan bahwa, motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan kata dasar motif tersebut, beberapa ahli menyebutkan, bahwa motivasi berarti kegiatan yang mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan terhadap macam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki (Purwanto, 2000). Menurut Suryabrata (1990), motivasi diarti-kan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuannya. Jika dilihat dari kegiatan pembelajaran, maka motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelang-sungan demi kegiatan dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Dalam kegiatan belajar terdapat dua aspek motivasi, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dapat diartikan sebagai pendorong untuk mencapai tujuan yang terletak di dalam perbuatan belajar. Motivasi intrinsik timbul akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya, siswa dengan senang hati dan bekerja keras dalam melakukan tugas-tugas pembelajaran walupun tidak mendapat gelar. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik diartikan sebagai dorongan untuk mendapatkan ganjaran di luar perbuatan materi pelajaran yang dipelajari. Motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya, selain ingin mendapatkan nilai yang bagus, pengakuan  hadiah atau penghargaan lain (Uzer Usman, 2003)
Menurut Suciati, dkk (2001) dalam Siswindari (2003), ada empat aspek untuk menunjukkan bahwa siswa termotivasi dalam belajar, yaitu:                    
1.   Perhatian (Attention)      
Perhatian siswa muncul didorong oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut perlu mendapatkan rangsangan. Strategi yang dapat merangsang perhatian siswa misalnya: a) menggunakan model pembelajaran yang bervariasi; b) menggunakan media pembelajaran (untuk melengkapi materi); c) menggunakan humor jika diperlukan; d) menggunakan fakta atau peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh; e) menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa di dalam pembelajaran.
2.   Relevansi  (relevance)     
      Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Strategi untuk mendukung hal ini misalnya: a) menjelaskan tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran; b) menjelaskan manfaat pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dan kegunaannya di kemudian hari; c) memberi latihan atau contoh-contoh.
3.   Percaya diri (confidence)           
Siswa merasa dirinya berkompeten atau mampu yang merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan: a) menyusun materi agar mudah dipahami; b) menyu-sun penyampaian materi dalam kegiatan yang lebih kecil; c) menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes yang akan dilakukan; d) memberikan umpanbalik.
4.   Kepuasan (satisfication) 
      Keberhasilan di dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan. Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan siswa diantaranya: a) memberikan pujian verbal dan umpan balik, b) memberi kesempatan siswa untuk menggunakan keterampilan atau pengetahuan yang diperolehnya dengan latihan soal atau tugas-tugas tertentu.
            Berdasarkan keterangan-keterangan  yang dipaparkan di atas yang dimak-sud dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK yang dijadikan variabel bebas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dorongan kuat yang dirasakan siswa dalam melaksanakan tugas belajar tanpa keterpaksaan karena merasa ketertarikan, tantangan dan karena suka terhadap pelajaran TIK, hal ini tercermin pada indikator motivasi yang selalu berinisiatif  untuk berdiskusi dengan teman dalam kelompok, perhatian selalu fokus pada kegiatan yang harus dilaksanakan, bekerjasama dengan semua teman dalam kelompok serta menyelesaikan semua tugas dengan baik dan tepat waktu.
B. Prestasi Belajar
         Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1989). Menurut Dimyati & Mudjiono (2002), prestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar, yang dipengaruhi oleh proses-proses penerimaan, keaktifan, pra-pengolahan, pengo-lahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkit pesan dan pengalaman. Prestasi dapat mencerminkan siswa dari sudut pandang sejauh mana siswa telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam bidang studi tertentu, yang dapat dinyatakan dengan angka 0 sampai 10 (Arikunto, 2006).
            Bloom (dalam Dimyati & Mudjiono, 2002) mengelompokkan prestasi belajar dalam tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik, lebih lanjut menurut Blom, ranah kognitif ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut: a) pengetahuan yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan yang meliputi fakta, kaidah, prinsip dan metode yang diketahui; b) pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti bahan yang dipelajari, kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok suatu bahan bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke dalam bentuk yang lain; c) penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru; d) analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik; e) sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru; f) evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
            Menurut Thanthowi (1991) dalam Rahmawati (2005), ada faktor-faktor yang dapat menentukan dan mempengaruhi keberhasilan di dalam belajar. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah yang terdapat di dalam siswa sendiri. Faktor internal meliputi: motivasi belajar, proses berfikir, intelegensi, sikap, perasaan dan emosi. Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar siswa tersebut. Faktor eksternal meliputi: bahan pelajaran, model pembelajaran, media pendidikan dan situasi lingkungan. Kedua faktor tersebut memiliki peranan penting di dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, faktor internal merupakan faktor utama, dan faktor eksternal merupakan faktor pendukung dalam perbaikan proses dan prestasi belajar.

C. Pembelajaran Kooperatif
            Pembelajaram kooperatif adalah suatu pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata Abdurrahman dan Bintoro (2000) dalam Nurhadi (2003). Menurut Nurhadi dkk (2003), bahwa suatu pembelajaran kooperatif memiliki 5 unsur dasar, yaitu: (1) pembelajaran koope-ratif adalah suatu pembelajaran kelompok dimana siswa  memerlukan saling ketergantungan positif, ada tanggungjawab bersama diantara anggota kelompok (berenang atau tenggelam bersama); (2) dalam kelompok ada akuntabilitas individual; (3) dalam kelompok ada keterampilan menjalin hubungan antar pribadi; (4) meningkatkan interaksi tatap muka; (5) ada refleksi kelompok. Unsur-unsur tersebut harus ada dalam suatu pembelajaran kooperatif. Menurut Martin (1997), bahwa pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif tidak sekedar untuk mengatur kelas supaya tidak ramai, tetapi terutama untuk manajemen kelas. Disamping itu Martin (1997) menyarankan diterapkannya tahap siklus belajar sain dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif.
            Penelitian kelas tentang pengaruh pelaksanaan belajar kooperatif dikemu-kakan Slavin (1995), bahwa belajar kooperatif yang menggunakan penghargaan kelompok dan akuntabilitas individual akan meningkatkan pencapaian belajar siswa. Disamping, itu Slavin juga mengatakan bahwa memusatkan perhatian pada kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih menerima prestasi menonjol dalam tugas-tugas pembelajaran akademik. Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik, siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah.

D. Think Pair and Share (TPS)
            Pembelajaran kooperatif model think pair share berkembang dari peneliti-an belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (2008), menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Berdasarkan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Think pair share adalah suatu model diskusi kooperatif yang memper-kenalkan ide “waktu berpikir dan waktu tunggu” yang banyak menjadi faktor dalam meningkatkan kemampuan siswa merespon pertanyaan/perma-salahan.
            Menurut Gunter, Estes dan Schwab dalam susilo yang dikutip Chotimah (2007) terdapat empat tahap dalam think pair share dengan lamanya waktu setiap tahap ditetapkan oleh guru. Empat tahap tersebut adalah:
1.   Guru mengemukakan pertanyaan/memberikan permasalahan
Proses TPS dimulai pada saat guru mengemukakan suatu  pertanyaan atau permasalahan yang menggalakan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan berbagai macam jawaban. Pertanyaan ini dapat pula diganti dengan suatu masalah atau suatu dilemma yang perlu dipikirkan siswa.
2.   Siswa berpikir secara individu
Guru memberikan tanda agar siswa mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru tadi dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan oleh guru berdasarkan pemahaman guru terhadap kondisi objektif siswa. Gunter dan kawan-kawan menyarankan agar siswa menulis jawaban atau pemecahan masalah hasil pemikirannya. Hal ini disarankan agar lebih menyadarkan siswa walaupun tidak ada satu jawaban yang masuk akal terhadap pertanyaan tadi. Tahap kedua ini merupakan tahapan yang secara otomatis menyediakan waktu tunggu.
3.   Setiap siswa mendiskusikan jawabannya dengan seorang mitra.
   Guru memberi tanda agar siswa mulai berpasangan dengan siswa lainnya untuk mendiskusikan dan mencapai kesepakatan atas jawaban pertanyaan tadi. Bersama-sama mereka merumuskan kembali jawaban mereka berdua berdasarkan hasil perpaduan wawasan mereka mengenai pemecahan masalah yang paling mungkin untuk permasalahannya.
4.   Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas.
   Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua/berempat mereka maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya keseluruh kelas. Jika perlu, mereka dapat pula menyusun poster atau transparan untuk menyajikan jawaban mereka, terutama kalau dalam bentuk gambar atau diagram. Setiap siswa dapat memperoleh nilai untuk hasil pemikiran mereka bersama.
Pada akhir think pair share ini, seluruh kelas akan  memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama yang dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda. Hal ini terjadi karena siswa memiliki cara penyampaian jawaban yang unik untuk pertanyaan yang diajukan oleh guru. Lebih lanjut lagi konsep-konsep yang digunakan dalam jawaban peseta didik menggunakan bahasa siswa yang tentu lebih komunikatif dibanding bahasa buku teks atau bahasa guru.
            Manfaat pembelajaran model think pair share antara lain: Pertama, berpikir tentang pertanyaan/masalah yang dilontarkan oleh guru. Pada pembe-lajaran model think pair share siswa dapat mengembangkan pikiran untuk merespon pertanyaan/masalah. Kedua, bertukar pendapat. Dengan model think pair share siswa dapat berdiskusi topik pertanyaan/masalah dengan saling bertukar pendapat antara sesama teman. Ketiga, merumuskan jawaban. Karena bekerja di dalam kelompok diskusi, siswa mendapat kesempatan untuk bekerja dalam tim dalam merumuskan jawaban tentang pertanyaan/masalah yang dilontarkan oleh guru. Keempat, melaporkan hasil. Siswa memperoleh kesempatan berdiskusi untuk membuat laporan pada diskusi kelas sebagai hasil diskusi kelompok. Kelima, memahami materi pembelajaran. Karena dengan bahasa sendiri, siswa lebih mudah memahami pertanyaan/masalah yang dilontarkan oleh guru. Sintaks Pembelajaran model Think Pair and Share (Lyman, F. 1981) adalah sebagai berikut:
1.      Guru menuliskan topik pembelajaran
2.      Guru menuliskan tujuan pembelajaran
3.      Guru membagikan LKPD yang berisi pertanyaan materi yang  dipelajari
4.      Guru meminta siswa berpikir secara individu (think) untuk menjawab perta-nyaan yang terdapat dalam LKPD. Jawaban ditulis pada lembar jawaban think
5.      Guru meminta siswa berpikir secara berdua (pair) untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKPD. Jawaban ditulis pada lembar jawaban pair
6.      Guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban kelompok dalam diskusi kelas (share)
7.      Guru memberikan penguatan pada diskusi kelas
8.      Guru membimbing siswa menyusun kesimpulan.
Kegiatan evaluasi pembelajaran kooperatif model think pair share, guru meminta siswa menjawab kuis tentang bahan pelajaran pada tahap think, pair dan Share. Butir-butir tes pada kuis ini harus merupakan suatu jenis tes objektif tertulis (paper-and-pencil), sehingga butir-butir itu dapat diskor di kelas atau segera setelah tes itu diberikan. Pada tahap share laporan atau presensi kelompok dapat digunakan sebagai salah satu dasar evaluasi dan siswa hendaknya diberi penghargaan perannya secara individual dan hasil kolektif.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti berupaya mengkaji lebih mendalam tentang penggunaan model think pair share yang dapat membantu siswa meningkatkan proses dan prestasi belajarnya.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan rangkaian penelitian secara siklik dalam rangka meme-cahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan. PTK bertujuan untuk memper-baiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasikan. Penelitian tindakan kelas di sini adalah kolaboratif partisipatoris, yaitu kerjasama antara peneliti dengan guru atau teman sejawat di lapangan.
            Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model Kemmis dan M.C Taggart (dalam Susilo 2008) yang terdiri dari 4 komponen yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Diagram alur desain penelitian ditunjukan pada Gambar 3.1 pada berikut ini:











 





Gambar 3.1   Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber Prof.. Suhardjono, 2008: 74)


B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung, Desa Pecuk Kecamatan Pakel Tulungagung, pada semester 2 tahun Pelajaran 2011-2012.  Penelitian dilakukan selama dua bulan, bulan Januari sampai dengan bulan Pebruari 2011.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung tahun Pelajaran 2011-2012 sebanyak 38 orang dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 26 orang. Materi TIK yang dibahas dalam penelitian ini adalah Standar Kompetensi (SK) Materi yang dibahas adalah Standar Kompetensi (SK) 2. Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menyajikan informasi pada Kompetensi Dasar (KD) 2.1. Mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka dan (KD) 2.2. Menjelaskan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka.

D. Data dan Sumber Data
            Data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa motivasi dan prestasi belajar siswa. Motivasi siswa diamati berdasarkan indikator motivasi yang tercantum dalam lembar observasi. Prestasi belajar peseta didik diperoleh dari proses pembelajaran meliputi skor diskusi kelompok, skor presentasi lisan dan skor diskusi kelas. Produk pembelajaran meliputi skor jawaban tahap think, skor jawaban tahap  pair, skor jawaban siswa dalam menyelesaikan soal post
            Sumber data adalah kata-kata dan tindakan seluruh siswa  yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa siswi kelas VIII-E SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 38 orang.

E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
            Lembar observasi untuk mengamati motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Motivasi siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi peran dalam kelompok, perhatian, kerjasama dan kelengkapan tugas. Lembar observasi proses belajar untuk mengamati proses belajar siswa. Proses belajar siswa yang diamati meliputi kegiatab diskusi kelas, presentasi lisan dan diskusi kelompok.
2. Soal tes
            Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini disusun  oleh peneliti yang telah didiskusikan dengan teman sejawat, guru mitra dan pembimbing. Soal tes yang dibuat berupa tes akhir pelajaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan setiap sub konsep, setiap siswa bekerja sendiri-sendiri dalam menjawab tes. Skor tes akhir pelajaran diharapkan dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dan sekaligus sebagai dasar acuan untuk menentukan nilai prestasi belajar
3. Angket
            Angket diberikan kepada siswa dengan tujuan memperoleh respon siswa terhadap  proses pembelajaran yang telah dialami siswa.

F. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
            Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan secara menyeluruh didalam kelas.
            Observasi dilakukan oleh peneliti, guru mitra, tiga orang teman sertifikasi dan dua orang dosen pembimbing dengan berpedoman pada instrumen atau lembar observasi. Pengamat dapat mengamati aspek-aspek yang sesuai dengan yang tertera pada lembar observasi sehingga dapat mengukur atau menilai proses belajar antara lain: tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam diskusi dan saat presentasi. Jadi melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi saat melakukan kegiatan, proses kegiatan yang dilakukan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatan. Observasi dilakukan pada saat proses  kegiatan itu berlangsung (Sudjana, 2000).
2. Catatan lapangan
            Catatan lapangan dilakukan untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran. Adapun tujuannya untuk memperoleh data secara obyektif, yang tidak tertulis dalam lembar observasi selama pemberian tindakan. Catatan lapangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaan pada tindakan selanjutnya. Catatan lapangan dilakukan oleh peneliti dan pengamat.

G. Analisis Data
     Data penelitian yang terkumpul terdiri dari:
1. Motivasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif berdasarkan taraf keberhasilan tindakan. Pemberian skor berdasarkan indikator-indikator yang ada (peran dalam kelompok, perhatian, kerjasama dan kelengkapan tugas)
Persentase keberhasilan motivasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
      Persentase Keberhasilan Motivasi =  x 100%
       (Soeharto, 2003)
       Penentuan tingkat keberhasilan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
      Tabel 3.1 Tingkat keberhasilan Motivasi
Rentang
Kategori
25 - 50
Rendah
51 - 75
Sedang
76 - 100
Tinggi
      (Soeharto, 2003)
2.      Prestasi belajar siswa dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan  belajar siswa baik individu maupun klasikal. Untuk mengetahui ketuntasan belajar, maka diperlukan adanya analisis prestasi belajar  dengan pengertian sebagai berikut:
a.       Seorang siswa disebut telah tuntas belajar bila ia telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu nilai ≥ 75 (KTSP SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung Tahun Pelajaran 2011-2012)
b.      Ketuntasan belajar seluruh siswa (klasikal) tercapai jika mencapai 85% siswa tuntas belajar.
   Ã¥Siswa yang memiliki skor ≥75
Ketuntasan Belajar Klasikal = --------------------------------------- x 100%
                                                                      Ã¥Seluruh siswa
H.  Pemeriksaan Keabsahan Data
            Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas kriteria derajat kepercayaaan (credibility). Adapun teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi dan pengecekan teman sejawat seperti disarankan Moleong (2002).
            Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moloeng, 2002). Penelitian ini meng-gunakan triangulasi metode, yaitu membandingkan data hasil pengamatan lapangan dan dokumentasi. Keabsahan data yang dimaksud difokuskan pada penggunaan model think pair share.
            Teknik pengecekan teman sejawat dilakukan dalam bentuk diskusi. Hal ini dimaksudkan untuk membicarakan proses maupun hasil penelitian. Teman sejawat yang dimaksud adalah teman guru mitra dan teman guru sertifikasi di SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung. Diskusi dilaksanakan untuk memperoleh masukan baik dari segi metodologi, konteks penelitian, maupun pelaksanaan tindakan.

I. Tahap-Tahap Penelitian
      Tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian ini mencakup 1) tahap pendahuluan (pra tindakan) dan 2) tahap tindakan. Rincian kegiatan tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Tahap Pendahuluan (Pra Tindakan)
Tahap-tahap pendahuluan yang dimaksud adalah:          
a.       Menyusun jadwal penelitian (Lampiran 1)
b.      Menyusun angket pra PTK
      2.  Tahap Tindakan
            Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan jenis penelitian yaitu penelitian dengan pendekatan kualitatif.  Kegiatan ini direncana-kan melalui 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat fase, yaitu 1) rencana tindakan (plan), 2) pelaksanaan (act), 3) observasi (observe), 4) refleksi (reflect). Adapun kegiatan-kegiatan dalam siklus dan fase tersebut adalah sebagai berikut:

a. Siklus I
1)  Rencana Tindakan
               Pada siklus ini rencana tindakan yang dibuat adalah:
a)      Menyusun denah tempat duduk
b)      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c)      Menyusun bahan ajar dan LKPD
d)     Menyusun soal tes akhir pelajaran
e)      Menyusun lembar observasi motivasi siswa
f)       Menyusun instrumen diskusi  kelompok, diskusi kelas dan presentasi
g)      Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran TPS
h)      Menyusun lembara catatan lapangan
i)        Menyusun Lembar Rekapitulasi penilaian proses dan hasil belajar siswa
 2)  Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari:
a)      Membuka pelajaran dan meminta siswa duduk berdasarkan denah yang telah dibuat guru
b)      Membagikan lembar kegiatan siswa dan penilaian proses belajar
c)      Peserta duduk mengerjakan LKPD dan menuliskan jawaban pada lembar jawaban think (berpikir sendiri)
d)     Meminta peserta duduk mengerjakan LKPD berpasangan dengan teman sebangku dan menuliskan jawaban LKPD pada lembar jawaban pair (berpikir berdua)
e)      Meminta siswa melakukan presentasi lisan dalam diskusi kelas (tahap share)
f)       Pelaksanaan tes akhir pelajaran
3)   Observasi
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung pengamat mengamati atau mengobservasi siswa selama proses pembelajaran.
4)   Refleksi
            Setelah menyelesaikan satu siklus, peneliti bersama pengamat melakukan diskusi guna membahas hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Dari hasil observasi dan diskusi tersebut selanjutnya dijadikan bahan refleksi dalam upaya memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus II
            Pelaksanaan siklus II dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus I yaitu bagaimana hasilnya, apa kekurangannya, apa akibatnya dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Hal ini dilakukan agar pada siklus II dilaksanakan tindakan yang lebih efektif.
            Tahap-tahap pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I dengan materi yang disajikan adalah sub konsep pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.
                 
DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA
…….. , 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 4  Tulungagung Tahun Pelajaran 2011-2012. Tulungagung: Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, SMP Negeri 4  Tulungagung.
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Arends, 2008. Learning to Teach, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dimnyati dan Mudjiono,2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suparno, H, Kamdi, W. 2008. Pengembangan Profesionalitas Guru, Malang. Universitas Negeri Malang

Chotimah, H dan Dwitasari, Y. 2007.  Model-Model Pembelajaran Untuk PTK. Malang. SMA LAB Universitas Negeri Malang.

Ibrahim, 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-University Press

Kagan, S. 1994, Cooperative Learning, San Juan Capistrano, CA: Kagan Cooperative Learning

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif disadur dari A Practical Guide to Cooperative Learning oleh R.E Slavin, Jawa Timur, LPMP

Nur, M, dkk. 2000. Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran, Edisi Pertama, Surabaya. UNESA, University Press.

Nurhadi, 2002. Pendekatan Konstektual: Makalah pada Penerapan Instruktur CTL, Jakarta. Depdiknas.

Nurhadi, Burhan Yasin dan Agus B, 2003. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang, UM.

Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Susilo, H. 2003. Panduan Belajar Metode Penelitian Pendidikan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Depdiknas.

Susilo, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang. Bayumedia Publishing.

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Slavin, R.F, 1995. Cooperative Learning: Theory Reseach and Practice. Boston: Allyn & Bacon.
 
Sutirjo. 2008. Menulis PTK Senikmat Minum Teh. Malang. Universitas Negeri Malang

Soeharto, Karti. 2003. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Cub.

Sujana, 2001. Penilaian Proses Belajar Mengajar, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, Jakarta, Prestasi Pustaka Publishing.

Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Metode PTK. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.








Lampiran 1: Jadwal Penelitian

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Mata Pelajaran : TIK
Di SMP Negeri 1 Pakel  Tulungagung

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, terhitung mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Pebruari 2012, dengan alokasi waktu sebagai berikut:
No.
KEGIATAN
Bulan ....2012
Keterangan
Jan
  Peb



1.
Penyusunan proposal





2.
Tahap Pendahuluan:







a. Sosialisasi













3
Tahap Tindakan







SIKLUS I:






a. Rencana Tindakan





b. Pelaksanaan Tindakan





c. Observasi





d. Refleksi





SIKLUS II:






a. Rencana Tindakan





b. Pelaksanaan Tindakan





c. Observasi





d. Refleksi





4.
Penyusunan draf laporan





5.
Penyusunan Laporan





6.
Pembuatan Laporan Akhir



















Lampiran 2:  Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif TPS.

FORMAT
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN
MODEL PEMBELAJARAN TPS
(SIKLUS 1 DAN 2)

Hari/Tanggal   : …………………………………..
Materi              : …………………………………..
Guru Model    : …………………………………..
Observer          : …………………………………..

No.
KEGIATAN
Keterlaksanaan Dalam Pembelajaran
Ya
Tidak
1
A.  GURU



1.  Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa



2.  Menyajikan materi pelajaran



3.  Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kooperatif



4.  Membimbing kelompok kooperatif bekerja dan belajar (sebagai fasilitator)



5.  Melakukan Evaluasi (kuis)



6.  Memberikan penghargaan kepada kelompok yang berprestasi






2
B. SISWA



1. Duduk dalam kelompok kooperatif



2. Melakukan kerja kelompok



3. Melaporkan hasil kerja kelompok kooperatif



4. Mengerjakan soal kuis secara mandiri






JUMLAH


(Sumber: Supriyo, 2007)

                                                                                     Tulungagung,  … Januari 2012
                                                                                                                Observer,



                                                                                                     ( ___________________ )



Lampiran 3. Denah tempat duduk siswa pada tahap Think Pair Share

DENAH TEMPAT DUDUK
KELAS VIII-E SMP NEGERI 1 PAKEL TULUNGAGUNG
TAHUN PELAJARAN 2011-2012


Tahap Think













 













Tahap Pair















 













Tahap Share









 











Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP-SIKLUS I)


Sekolah
:
SMP Negeri 1 Pakel Tulungagung
Mata Pelajaran
:
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Kelas/  Semester
:
VIII (delapan)/ 2 (dua)
Standar Kompetensi
:
2.      Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menyajikan informasi
Kompetensi Dasar
:
2.1. Mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka
Indikator
:
-  Mengidentifikasi menu dan ikon pada Menu Bar
 a.   Menu File
 b.   Menu Edit
 c.   Menu View
 d.   Menu Insert
  e.   Menu Format
  f.   Menu Tools
  g.   Menu Data
  h.   Menu Windows
  i.   Menu Help
-   Mengidentifikasi menu dan ikon pada Toolbar
a. Standard
b. Formating
c. Drawing
Alokasi Waktu
:
2 x 40’

A.    Tujuan Pembelajaran
  1. Siswa mampu mengenal microsoft excel dan lembar kerja program pengolah angka.
  2. Siswa mengidentifikasi bagian-bagian yang ada di lembar kerja program pengolah angka
  3. Siswa mengenal menu dan icon pada menu bar, dan toolbar
  4. Siswa mampu menggunakan menu dan icon pada menu bar, dan toolbar

B.     Materi Pembelajaran
Tampilan menu dan ikon
  1. Mengidentifikasi menu dan ikon pada menu bar
  2. Mengidentifikasi menu dan ikon pada toolbar

C.    Metode Pembelajaran
Pendekatan Model CTL dan life skill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please write good text only.....God bless you admin